Sabtu, 21 Januari 2012

aku


Namaku Revy Sugesti. Aku lahir di Ciamis pada 20 Januari 1993.
Aku dibesarkan oleh keluarga kecilku dengan penuh perhatian, cinta dan kasih sayang layaknya anak-anak lain pada umumnya. Masa kanak-kanakku bisa dibilang cukup bahagia. Orang tuaku selalu mengajarkanku agar aku tidak sombong dan selalu rendah hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Meski terkadang tangisan manjaku tak pernah mereka hiraukan aku tau semua itu adalah pelajaran menuju kedewasaan buatku.
Aku termasuk orang yang gak pandai bergaul. Tapi bukan berarti aku gak punya temen. Sehari-hari aku menghabiskan waktuku untuk sekedar berdiam diri dirumah. Sepulang sekolah aku biasa pulang tepat waktu sesuai pesan mama. Aku lebih suka melakukan hal-hal yang orang lain pikir itu adalah hal yang sangat membosankan salah satunya membaca dan menemani mama memasak. Itulah sebabnya orang-orang sering memanggilku “anak rumahan” atau tepatnya “anak mama”. Aku gak pernah menghiraukan cap itu menempel padaku, karena memang aku dan mama sangat dekat. Selain karena beliau adalah ibuku, mama juga termasuk tempat yang pas buat mencurahkan semua rasa hatiku. Bagiku, mama adalah sosok yang selalu ada buat aku dalam suka dan duka. Cuma mama yang mengerti aku. Tapi bukan berarti aku gak dekat sama bapakku. Bapakku seorang yang sangat bijksana, pemimpin yang baik buat keluargaku, perhatiannya terhadap keluarga sangat besar, terlebih pada mama, aku dan adikku, Wega. Bapak ga pernah bedain kasih sayang dan perhatiannya pada kami, begitu pula mama. Mereka selalu mendukung setiap apa yang aku lakukan selama itu ada manfaatnya dan buat aku bahagia.
Kebersamaan ditengah keluarga menjadi suatu hal yang sangat aku rindukan saat ini. Status mahasiswa yang membuat aku harus berpisah dengan kehangatan keluarga.
Setiap kali aku rindu keluargaku, aku hanya bisa menangis. Awalnya hampir setiap hari aku menangis setiap kali aku inget mereka. Tapi sekarang aku sadar, semua itu ga ada gunanya, cuma buang-buang energi, dan yang ada mataku bengkak kalau hal itu aku lakukan setiap hari, setiap tangisku aku pikir hanya  sia-sia. Percuma saja aku menangis sekeras apapun, sebanyak dan sederas apapun air mataku mengalir, toh mereka gak akan denger.
Yang selalu menjadi obat rinduku, handphone dan foto keluargaku. Tapi ada satu hal yang lebih dari semua itu, yaitu pesan kedua orangtuaku
“teteh harus kuat dan bisa jaga diri jauh dari mama-bapak karena itu hal yang teteh inginkan buat kuliah, kami disini selalu berdoa dan mendukung apa maumu demi kebaikan masa depanmu. Teteh harus bisa jaga nama baik keluarga, jangan buat mama-bapak kecewa, jangan malas solat dan buktikan pada kami kalau teteh mampu jadi anak yang berguna bagi kami, kami yakin teteh bisa buat kami bangga dan mampu wujudkan harapan kami”
Setiap aku ingat kata-kata itu, bukan lagi tangisan manja yang ingin aku lakukan tapi aku semakin yakin untuk berubah dan berusaha menjdi lebih baik, mewujudkan harapan mereka.
*karena aku bukan anak kecil lagi!!!

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar