Sebuah benda atau barang yang sudah tidak terpakai seringkali
disebut sebagai sampah. Sampah merupakan bahan – bahan yang tidak mempunyai
nilai atau tidak berharga dalam hal pemakaian dan fungsi sebagaimana
seharusnya.
Dalam
kehidupan sehari-hari sering kita jumpai berbagai bentuk sampah. Secara garis
besar, sampah dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu sampah organik dan
anorganik. Perbedaan kedua jenis sampah ini terletak pada karakteristiknya.
Sampah organik merupakan sampah yang dapat mengalami pembusukan, yaitu dengan
bantuan bakteri pengurai. Pembusukan sampah dapat memperkuat penyuburan tanah. Contoh
sampah organik diantaranya daun, kotoran ternak, batang pohon, sampah sisa
dapur rumah tangga, dan sebagainya. Sampah organik mendominasi bahan pokok
pembuatan pupuk kompos. Selain itu sampah organik juga bisa dimanfaatkan
menjadi biogas.
Berbeda
dengan sampah organik, sampah jenis anorganik merupakan sampah yang tidak bisa
diuraikan oleh bakteri pembusuk. Contoh sampah anorganik yaitu kertas, plastik,
kain, kaca dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari – hari dikenal prinsip
pengolahan sampah anorganik, yaitu Reduce,
Reuse, dan Recycle. Reduce adalah
kegiatan mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah, missal :
mengurangi penggunaan kantong plastik dengan membawa keranjang saat berbelanja.
Reuse merupakan kegiatan menggunakan
kembali benda yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi
lainnya, contohnya menggunakan botol bekas minuman menjadi botol penyimpan
minyak. Recycle adalah pengolahan
kembali (daur ulang) sampah menjadi benda atau produk baru yang bermanfaat,
contohnya membuat kerajinan dari botol bekas.
Di
era modern ini sering kita jumpai gunungan – gunungan aneh tepat dibibir jalan,
gang, dan sungai. Tak hanya dikota bahkan didesa pun produksi sampah kian hari
semakin mengingkat. Penumpukan sampah ini tentunya menimbulkan dampak negatif
bagi kehidupan manusia, diantaranya banjir, wabah demam berdarah karena
tumpukan sampah yang membuat genangan air dimana – mana, tanah longsor dan
lingkungan kumuh, dan lain sebagainya.
Sebagai
makhluk yang dilangkapi kekayaan pikiran, manusia menciptakan pembangkit
listrik tenaga sampah sebagai solusi pemecahan masalah sampah dilingkungannya.
Berawal dari penelitian, metode ini akhirnya banyak diminati masyarakat karena
dinilai efektif mengurangi jumlah sampah. Prinsip pengolahan sampah pembangkit
listrik tenaga sampah ini dimulai dari pemisahan antara sampah organik dan
anorganik yang kemudian keduanya mengalami pembakaran dengan suhu tinggi
sehingga menghasilkan gas yang selanjutnya digunakan untuk membangkitkan
generator yang kemudian menghasilkan listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar