Seminar usulan penelitian dilaksanakan pada 31 Maret 2015 pukul 09.00 WIB di Laboratorium Fisika Dasar, Lt. 2 Kampus FMIPA Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Sugesti's Right Side
Rabu, 27 Mei 2015
Senin, 27 Oktober 2014
Laporan Praktikum Fisika Eksperimen : TARAF INTENSITAS BUNYI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II
Taraf Intensitas Bunyi
di
Lingkungan MIPA UNSOED
Disusun
oleh:
Nama
|
:
|
Aziz
Ahmad
Revy Sugesti
Hanur Hapsari
Dwi Andrianto
|
(H1E011001)
(H1E011005)
(H1E011034)
(H1E011049)
|
|
Hari/Tanggal
|
:
|
Jumat/20 Mei 2014
|
||
Asisten
|
:
|
Nur Afifah Zein
|
||
D E P A R T E M E N P E N D I D I K A N N A S I O N A L
U
n i v e r s i t a s J e n d e r a l S o e d i r m a n
Program Sarjana MIPA Jurusan
Fisika
P
u r w o k e r t o
2
0 14
Jumat, 27 Desember 2013
PROSES TERJADINYA EMBUN PADA GELAS YANG DIISI AIR DINGIN
Kondensasi
atau nama lainnya yang kita kenal dengan pengembunan adalah proses perubahan
wujud zat dari zat gas menajdi zat cair. Pengembunan atau kondensasi merupakan
proses perubahan zat yang melepaskan kalor/ panas. Proses terjadinya
pengembunan atau kondensasi ini adalah saat uap air di udara melalui permukaan
yang lebih dingin dari titik embun uap air, maka uap air ini akan terkondensasi
menjadi titik – titik air atau embun. Embun terbentuk ketika udara yang berada
di dekat permukaan tanah menjadi dingin mendekati titik dimana udara tidak
dapat lagi menahan semua uap air.
Kelebihan
uap air itu kemudian berubah menjadi embun di atas benda-benda di dekat tanah.
Sepanjang hari benda-benda menyerap panas dari matahari. Sedangkan di malam
hari benda-benda kehilangan panas tersebut melalui suatu proses yang disebut
radiasi termal.
Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering melihat fenomena yang terjadi seperti pada gambar
diatas. Banyak konsep yang diartikan
oleh setiap orang, salah satunya anggapan bahwa titik-titik air tersebut keluar
melalui pori-pori gelas dan ada juga yang mengatakan es menguap dan membasahi
dinding gelas. Bintik-bintik air tersebut berasal dari peristiwa pengembunan udara
yang berada di sekitar dinding gelas. Embun terbentuk
ketika udara yang berada di dekat permukaan tanah menjadi dingin mendekati
titik dimana udara tidak dapat lagi menahan semua uap air.
Kelebihan
uap air itu kemudian berubah menjadi embun di atas benda-benda di dekat tanah.
Sepanjang hari benda-benda menyerap panas dari matahari. Sedangkan di malam
hari benda-benda kehilangan panas tersebut melalui suatu proses yang disebut
radiasi termal.
Udara yang
ada di sekeliling gelas mengandung uap air. Ketika gelas diisi es, gelas
menjadi dingin. Udara
mengalami pengembunan karena udara di sekeliling gelas melepaskan kalor kepada
es dalam gelas sebab suhu udara lebih besar daripada suhu es dalam gelas. Uap air yang ada di udara pun ikut
mendingin dan memerlukan suatu padatan untuk dapat terkondensasi. Karena udara melepaskan kalor sehingga udara
berubah wujud menjadi air, yang kita lihat berupa titik-titik air di luar gelas.
Fenomena
tersebut dapat dibuktikan dengan cara mencampur zat pewarna dalam campuran air
dengan es tersebut. Titik-titik air tersebut tetap berwarna bening dan tidak
berwarna seperti pewarna. Hal tersebut menunjukkan bahwa titik-titik air
tersebut tidak berasal dari dalam gelas. Udara yang ada di sekeliling gelas mengandung uap air. Ketika
gelas diisi es, gelas menjadi dingin. Udara yang bersentuhan dengan gelas
dingin ini akan turun suhunya. Uap air yang ada di udara pun ikut mendingin.
Jika suhunya sudah cukup dingin, uap air ini akan mengembun membentuk
tetes-tetes air di bagian luar gelas.
Selasa, 17 Desember 2013
TUGAS SEMINAR 2
ABSTRAK
SENSOR KAPASITOR PELAT SEJAJAR BERBASIS VARIABEL
LUAS SEBAGAI DETEKSI DINI TANAH LONGSOR
Eka Nurfani
H1E009017
Program Studi
Fisika
Universitas Jenderal
Soedirman
Tanah longsor
merupakan bencana alam yang sering merenggut korban jiwa. Tanah longsor dapat
diprediksi dengan mengetahui pergeseran tanah. Sensor kapasitif berbasis
veriabel luas untuk mengetahui pergeseran tanah selesai dibuat. Sistem sensor
yang dibuat menggunakan rangkaian RC seri. Berdasarkan rangkaian tersebur,
nilai tegangan keluaran sensor (Vc)
diukur dengan memvariasikan pergeseran pelat tiap 5 mm. Nilai tegangan keluaran
dan besar pergeseran yang diperoleh diakuisisi menggunakan interface DAQ dengan
bantuan software LabVIEW 7.1. Hasil
pengukuran menunjukkan tegangan keluaran sensor sebanding dengan nilai pergeseran
yang dinyatakan dengan persamaan funsi transfer V = 0,001d+0,5778. Fungsi
transfer ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan funsi kalibrasi d =
964,29V – 556,43 dan karakterisasi
sensor. Hasil karakterisasi sensor menunjukkan kestabilan yang baik dengan
waktu respon 5,4 sekon dan sensitifitasnya 0,002 volt/mm. Selanjutnya, sensor
tidak mengalami histerisis yang diamati pada range pergeseran 0 sampai dengan
40 mm.
Kata
kunci :
Tanah longsor, sensor kapasitor, pelat sejajar, rangkaian RC
IDENTIFIKASI
ABSTRAK
·
Sumber
|
:
|
Skripsi
tahun 2013 Eka Nurfani (H1E009017), Program Studi Fisika, Jurusan MIPA
Universitas Jenderal Soedirman.
|
·
Judul
|
:
|
Sensor
Kapasitor Pelat Sejajar Berbasis Variabel Luas Sebagai Deteksi Dini Tanah
Longsor
|
Kriteria penulisan abstrak sesuai tugas
sebelumnya antara lain memuat :
·
Pendahuluan
(boleh ada/tidak)
·
Tujuan
·
Metode
·
Hasil
IDENTIFIKASI
Berdasarkan abstrak
dari skripsi yang berjudul SENSOR KAPASITOR PELAT SEJAJAR BERBASIS VARIABEL
LUAS SEBAGAI DETEKSI DINI TANAH LONGSOR,
sudah memenuhi kriteria seperti diatas :
Pendahuluan
|
:
|
Tanah
longsor merupakan bencana alam yang sering merenggut korban jiwa. Tanah longsor
dapat diprediksi dengan mengetahui pergeseran tanah.
|
Tujuan
|
:
|
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pergeseran tanah.
|
Metode
|
:
|
Untuk
mencapai tujuan tersebut sistem sensor yang dibuat menggunakan rangkaian RC
seri. Berdasarkan rangkaian tersebur, nilai tegangan keluaran sensor (Vc) diukur dengan
memvariasikan pergeseran pelat tiap 5 mm. Nilai tegangan keluaran dan besar
pergeseran yang diperoleh diakuisisi menggunakan interface DAQ dengan
bantuan software LabVIEW 7.1.
|
Hasil
|
:
|
Hasil
pengukuran menunjukkan tegangan keluaran sensor sebanding dengan nilai pergeseran
yang dinyatakan dengan persamaan funsi transfer V = 0,001d+0,5778. Fungsi
transfer ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan funsi kalibrasi d =
964,29V – 556,43 dan karakterisasi
sensor. Hasil karakterisasi sensor menunjukkan kestabilan yang baik dengan
waktu respon 5,4 sekon dan sensitifitasnya 0,002 volt/mm. Selanjutnya, sensor
tidak mengalami histerisis yang diamati pada range pergeseran 0 sampai dengan
40 mm.
|
TUGAS SEMINAR
ABSTRAK
SENSOR KAPASITOR PELAT SEJAJAR BERBASIS VARIABEL
LUAS SEBAGAI DETEKSI DINI TANAH LONGSOR
Eka Nurfani
H1E009017
Program Studi
Fisika
Universitas Jenderal
Soedirman
Tanah longsor
merupakan bencana alam yang sering merenggut korban jiwa. Tanah longsor dapat
diprediksi dengan mengetahui pergeseran tanah.[R1] Sensor kapasitif
berbasis veriabel luas untuk mengetahui pergeseran tanah[R2] selesai dibuat.
Sistem sensor
yang dibuat menggunakan rangkaian RC seri. Berdasarkan rangkaian tersebut,
nilai tegangan keluaran sensor (Vc)
diukur dengan memvariasikan pergeseran pelat tiap 5 mm. Nilai tegangan keluaran
dan besar pergeseran yang diperoleh diakuisisi menggunakan interface DAQ dengan
bantuan software LabVIEW 7.1.[R3] Hasil
pengukuran menunjukkan tegangan keluaran sensor sebanding dengan nilai pergeseran
yang dinyatakan dengan persamaan funsi transfer V = 0,001d+0,5778. Fungsi
transfer ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan funsi kalibrasi d =
964,29V – 556,43 dan karakterisasi
sensor. Hasil karakterisasi sensor menunjukkan kestabilan yang baik dengan
waktu respon 5,4 sekon dan sensitifitasnya 0,002 volt/mm. Selanjutnya, sensor
tidak mengalami histerisis yang diamati pada range pergeseran 0 sampai dengan
40 mm.[R4]
Langganan:
Postingan (Atom)